a.
Agregat
Agregat merupakan bahan terbesar dari beton, bahkan
hampir 75% penyusun beton adalah agregat. Oleh karena itu, kontrol terhadap
kualitas agregat merupakan hal yang sangat penting. Karena kekuatan agregat
inilah yang nantinya akan sangat berpengaruh pada kekuatan dan keawetan beton.
Agregat secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu agregat halus dan agregat
kasar. Agregat halus terdiri dari agregat yang lolos saringan 4, sedang agregat
kasar adalah agregat yang tertahan saringan 4.
Agregat
terbentuk dari batuan induk yang dipecah secara mekanik atau alami akibat
pengaruh cuaca dan abrasi. Agregat digunakan karena lebih ekonomis dari pasta
semen, selain itu
agregat
juga mempunyai stabilitas dan durabilitas yang baik dibanding pasta semen.
Kualitas agregat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain komposisi mineral
dan kimia dari batuan induk, karakteristik petologi, berat jenis (spesifik
gravity), kekerasan, tegangan, stabilitas fisika dan kimia, porositas,
warna, penyerapan, tekstur permukaan dari batuan induk. Secara spesifik
kualitas agregat dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain bentuk
agregat. Bentuk dari agregat akan sangat berpengaruh terhadap interlocking antar
agregat. Bentuk agegat yang menyudut ataupun tajam akan memberikan pengaruh interlocking
yang lebih kuat dari pada bentuk bulat. Semakin kuat interlocking yang
terjadi akan dihasilkan beton dengan kekuatan yang besar.
b.
Fas
(Faktor Air dan Semen)
Semen merupakan bubuk
kering yang berupa partikel-pertikel halus. Dalam pembuatan beton, semen akan
dicampur air untuk membentuk pasta. Semen memiliki beberapa tipe yaitu tipe I,
II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya
dalam merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam
pembutan beton adalah semen hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang
bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga
terdiri dari beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu
terbang, semen portland putih, dll. Semen portland terbuat dari campuran
kalsium, silika, alumunium dan oksida besi. Pada penggunaannya di lapangan,
bahan-bahan semen portland dibuat atau ditambahkan dari zat kimia lain.
Contohnya, semen portland abu terbang yang merupakan hasil poemanfaatan kembali
dari produksi pembakaran gas.
Air juga sangat
dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat mempercepat proses kimiawi
pada beton.Sehingga dapat memudahakn pengerjaan. Pada reaksi kimia beton, hanya
1/3 bagian air yang diperlukan untuk reaksi. Air bermanfaat dalam mencegah
penyusutan plastis. Tapi dapat merendahkan permeabilitas dan kekuatan beton.
Dalam pembuatan beton,
semen akan dicampur air untuk membentuk pasta. Fungsi dari pasta ini adalah
untuk merekatkan agregat sehingga tidak mudah goyah. Selain itu, semen juga
berfungsi dalam mengeraskan dan membentuk beton agar padat. Proporsi dari kedua
campuran semen dan air menentukan sifat-sifat dari beton yang dibentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar